Sabtu, 12 Januari 2013

Hakikat Iman


Hakikat Iman
penulis Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari
Syariah Kajian Utama
Ketika ada orang yg berusaha memegang teguh nilai-nilai agama terlontarlah ucapan orang lain kepadanya: “Tidak usah sok suci kamu. Iman itu yg penting di dlm hati.” Ilustrasi ini sangat mungkin pernah kita alami. Benarkah demikian? Cukupkah utk dikatakan sebagai orang yg beriman hanya dgn keyakinan yg ada di dlm hati?
Pembahasan seputar iman adl sangat penting sebab iman menjadi satu istilah yg syar’i dan agung di dlm syariat. Secara bahasa iman berarti pembenaran yg pasti dan tdk terkandung keraguan di dalamnya. Pembenaran yg dimaksud dari iman ini meliputi dua perkara yaitu membenarkan segala berita perintah dan larangan serta melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan- larangan-Nya.
Adapun secara istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah berpemahaman bahwa iman adl ucapan dgn lisan keyakinan dgn hati dan amalan dgn anggota badan. Sebagian mereka ada pula yg mendefinisikan iman dgn ‘ucapan dan amalan’ atau ‘ucapan amalan dan niat’ namun semua pengertian tentang iman ini tidaklah saling bertentangan.
Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Mereka terkadang mengatakan bahwa iman adl ‘ucapan dan amalan’ atau iman adl ‘ucapan amalan dan niat’ terkadang juga mengatakan bahwa iman adl ‘ucapan amalan niat dan mengikuti As-Sunnah’ tapi adakala mengatakan bahwa iman itu ‘ucapan dgn lisan keyakinan dgn hati dan amalan dgn anggota badan’ dan semua makna iman di atas adl benar adanya.”
Beliau melanjutkan: “Sesungguh yg mengatakan bahwa iman adl ‘ucapan dan amalan’ mk yg dimaksud adl ucapan hati dan lisan kemudian amalan hati dan anggota badan. Adapun yg menambah dgn kata ‘i’tiqad ’ adl krn memandang bahwa ucapan itu tdk dapat dipahami dari kecuali ucapan zhahir atau khawatir akan dipahami seperti itu mk ditambahlah kata i’tiqad dlm hati.
Sementara yg menyatakan iman sebagai ‘ucapan amalan dan niat’ dikarenakan suatu amalan tidaklah dapat dikatakan sebagai amalan kecuali dgn ada niat. Karena itu ditambahlah kata niat padanya. Kemudian yg menambahkan kata ‘mengikuti As-Sunnah’ ke dlm makna iman krn hal tersebut tidaklah dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dgn mengikuti As-Sunnah.”
Iman jika disebutkan secara mutlak dlm kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya mk akan mencakup penunaian atas hal-hal yg diwajibkan dan meninggalkan perkara-perkara yg haram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيْكُمْ رَسُوْلَ اللهِ لَوْ يُطِيْعُكُمْ فِي كَثِيْرٍ مِنَ اْلأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ اْلإِيْمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوْبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُوْنَ
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kamu dlm beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kapada keimanan dan menjadikan iman itu indah dlm hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang2 yg mengikuti jalan yg lurus.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُوْلُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Sesungguh jawaban orang2 mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan ‘kami mendengar dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang2 yg beruntung.”
Dari sini nampak jelas ada keterkaitan yg kuat antara iman dgn amal. Karena itu di dlm Al-Qur`an Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak menguraikan persoalan ini. Di antara Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُوْنَ
“Sesungguh orang2 yg beriman dgn ayat-ayat Kami adl orang2 yg apabila diperingatkan dgn ayat-ayat mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Rabb sedang mereka tdk menyombongkan diri.”
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ آمَنُوا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُوْنَ
“Sesungguh orang2 yg beriman hanyalah orang2 yg beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tdk ragu-ragu dan mereka berjihad dgn harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang2 yg benar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
لاَ يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِيْنَ. إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوْبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُوْنَ
“orang2 yg beriman kepada Allah dan hari kemudian tdk akan meminta izin kepadamu utk berjihad dgn harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang2 yg bertakwa. Sesungguh yg akan meminta izin kepadamu hanyalah orang2 yg tdk beriman kepada Allah dan hari kemudian dan hati mereka ragu-ragu krn itu mereka selalu bimbang dlm keraguannya.” . Dan ayat-ayat lainnya.
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa iman yg diserukan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya adl Islam yg Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan sebagai dien-Nya. Ini menunjukkan ada keterkaitan pula antara iman dgn Islam.
Al-Imam Az-Zuhri rahimahullahu dan yg lain dari kalangan Ahlus Sunnah mengatakan: “Amal masuk dlm kategori iman sedangkan Islam adl bagian dari iman.”
Iman Islam dan Amal
Iman Islam dan amal shalih seringkali penyebutan dibarengkan dlm Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terkadang iman juga disatukan penyebutan dgn orang- orang yg berilmu. Hal ini mengisyaratkan bahwa orang2 yg berilmu masuk dlm jajaran orang2 yg beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِيْنَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِيْنَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِيْنَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِيْنَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْـمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْـمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِيْنَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا
“Sesungguh laki2 dan perempuan yg muslim laki2 dan perempuan yg mukmin laki2 dan perempuan yg tetap dlm ketaatan laki2 dan perempuan yg benar laki2 dan perempuan yg sabar laki2 dan perempuan yg khusyu’ laki2 dan perempuan yg bersedekah laki2 dan perempuan yg berpuasa laki2 dan perempuan yg memelihara kehormatan laki2 dan perempuan yg banyak menyebut nama Allah Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yg besar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيْهَا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. فَمَا وَجَدْنَا فِيْهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Lalu Kami keluarkan orang2 yg beriman yg berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tdk mendapati di negeri itu kecuali sebuah rumah dari orang2 yg berserah diri .”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam adl engkau bersaksi bahwa tdk ada ilah yg berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adl utusan Allah mendirikan shalat menunaikan zakat berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah jika engkau telah memiliki kemampuan utk itu.”
Beliau bersabda lagi: “Iman adl engkau beriman kepada Allah malaikat-malaikat-Nya kitab-kitab-Nya rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta beriman kepada qadar yg baik dan buruknya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguh orang2 yg beriman dan mengerjakan amal shalih mereka itu adl sebaik-baik makhluk.”
وَقَالَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَاْلإِيْمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
“Dan berkata orang2 yg diberi ilmu pengetahuan dan keimanan : ‘Sesungguh kamu telah berdiam menurut ketetapan Allah sampai hari berbangkit mk inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tdk meyakininya’.”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang2 yg beriman di antaramu dan orang2 yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
وَالرَّاسِخُوْنَ فِي الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا
“Dan orang2 yg mendalam ilmu berkata: ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yg mutasyabihat semua itu dari sisi Rabb kami’.”
لَكِنِ الرَّاسِخُوْنَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُوْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
“Tetapi orang2 yg mendalam ilmu di antara mereka dan orang2 mukmin mereka beriman kepada apa yg telah diturunkan kepadamu dan apa yg telah diturunkan sebelummu.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Ketika kata iman dan Islam menyatu penyebutan mk Islam adl amalan-amalan yg dzahir seperti dua kalimat syahadat shalat zakat dan shaum serta haji dan yg lainnya. Sedangkan iman adl apa yg ada dlm hati seperti beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala malaikat-malaikat-Nya kitab-kitab-Nya rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta yg lainnya.”
Adakala kata iman disebutkan tersendiri tanpa dibarengi kata Islam amal shalih maupun kata-kata lainnya. dlm keadaan ini mk secara otomatis telah masuk ke dlm Islam dan amal shalih. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Iman itu ada 63 atau 73 cabang. Yang paling afdhal adl ucapan Laa ilaha illallah dan yg paling rendah adl menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adl cabang dari iman.”
Seluruh hadits yg menyebutkan amalan-amalan yg baik sebagai bagian dari iman menunjukkan akan hal ini.
Perbedaan Iman dan Islam
Islam adl dien. Dan kata “dien” merupakan bentuk mashdar1 dari asal kata دَانَ – يَدِ يْنُ yg bermakna tunduk dan merendah.
Dien Islam yg Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai dan utus dengan para Rasul adl penyerahan diri hanya kepada-Nya saja. mk landasan di dlm hati ialah ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn beribadah hanya kepada-Nya saja tanpa kepada yg lain. Barangsiapa menyembah-Nya dan menyembah ilah yg lain tidaklah menjadi seorang muslim. Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya bahkan menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya mk tidaklah menjadi seorang muslim. Inti Islam adl berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tunduk kepada-Nya dan beribadah hanya kepada-Nya. Kemudian pada prinsip Islam adl bagian dari bab amalan yakni amalan hati dan anggota badan.
Adapun iman landasan adl tashdiq iqrar dan ma’rifat . Iman adl bagian dari ucapan hati yg mencakup amalan hati dan landasan adl tashdiq. Sedangkan amal adl perkara yg mengikutinya.
Oleh sebab itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan kata ‘iman’ dgn keimanan hati dan ketundukan yakni beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala malaikat-malaikat-Nya kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Sedangkan kata ‘Islam’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tafsirkan dgn penyerahan/penerimaan yg khusus yakni terhadap bangunan-bangunan yg lima. Demikianlah dlm seluruh pernyataan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menafsirkan iman dgn itu dan Islam dgn ini.
Iman Bertambah dan Berkurang
Pemahaman tentang iman bertambah dan berkurang adl pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah secara utuh. Bahkan Al-Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullahu menegaskan bahwa ahli hadits dan fiqih telah sepakat menetapkan bahwa iman adl ucapan dan amalan tdk ada amalan kecuali dgn niat dan bahwa iman itu bertambah dan berkurang.
Al-Imam Al-Barbahari rahimahullahu dlm Syarhus Sunnah mengatakan: “Barangsiapa berkata bahwa iman adl ucapan dan amalan bertambah dan berkurang mk ia telah terbebas dari keyakinan irja` secara menyeluruh.”
Dalil-dalil yg menerangkan bertambah dan berkurang iman sangatlah banyak baik dari Al-Qur`an As-Sunnah ataupun ucapan para salaf. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِي قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوا إِيْمَانًا مَعَ إِيْمَانِهِمْ
“Dia-lah yg telah menurunkan ketenangan ke dlm hati orang2 mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka .”
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلاَّ مَلاَئِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلاَّ فِتْنَةً لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِيْنَ آمَنُوا إِيْمَانًا ..
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan orang kafir supaya orang2 yg diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yg beriman bertambah imannya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ
“Adapun orang2 yg beriman mk surat ini menambah iman sedang mereka merasa gembira.”
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
“Sesungguh orang2 yg beriman itu adl mereka yg apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan kapada Rabb-nyalah mereka bertawakal.”
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُوْنَ اْلأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَدَقَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلاَّ إِيْمَانًا وَتَسْلِيْمًا
“Dan tatkala orang2 mukmin melihat golongan-golongan yg bersekutu itu mereka berkata: ‘Inilah yg dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.’ Dan yg demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa di antara kalian yg melihat kemungkaran hendak ia ubah dgn tangannya. Jika tdk mampu mk dgn lisan dan jika tdk mampu mk dgn hati dan itu adl selemah-lemah iman.”
Dari ‘Umair bin Habib berkata: “Iman itu bertambah dan berkurang.” Ia ditanya: “Apa tanda bertambah dan berkurangnya?” Beliau menjawab: “Jika kita ingat Allah k lalu memuji dan menyucikan-Nya mk itulah bertambahnya. Dan bila kita lalai melupakan dan tdk menghiraukan-Nya mk itulah tanda berkurangnya.”
Demikian uraian singkat mengenai hakikat iman semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi kita semua kebenaran iman dan kekokohannya.
Wallahu a’lam.
1 Silakan lihat pembahasan mudah tentang mashdar dlm buku kami Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab.
Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar